Twelveth Poem

Proposalisasi Kelajangan


Duhai engkau pemilik nama anggun yang selalu aku semogakan
Tanpa sepengetahuan, selalu aku kekaguman
Bukan paras yang menawan, namun tutur laku yang sangat takut pada Tuhan
Kulihat aku, malu mengajakmu untuk menatapi bulan

Duhai engkau pemilik nama anggun yang selalu aku semogakan
Karena aku bukan jutawan, jauh dari rupawan, kadang makan ku mie instan
Sibukku hanya membolak-balik bebukuan tebal berhalaman
Kadang Bingung dengan fasihnya huruf dho yang Nabi ucapkan
Sekedar menyimak apa yang anak2 bacakan, itu lah keseringan

Duhai engkau pemilik nama anggun yang selalu aku semogakan
Kepada Sang Rahman, kuceritakan engkau agar bersamaku dipelaminan
Kepada ayahmu, bukan kutawarkan engkau akan kebahagiaan,
atau meniti dengan sama2 berjuang menerjal kehidupan

Ayahmu tidak bisa dikecewakan,
bersusah payah peluh2 keringat ia keluarkan untukmu putrinya yang ia banggakan
Sedang aku, menawarkan perjuangan di medan pertempuran,
 tentu ia khawatir aku tak mampu bertahan.

Duhai engkau pemilik nama anggun yang selalu aku semogakan
Aku hanya penempuh jalan, agar selalu dalam ketaatan,
Aku hanya pemilah bongkahan2 yang Dia janjikan
Di pucuk ketaqwaan, di jalan jalan yang Allah muliakan.
Semoga diperkenankan, sepatutnya sunnah yang Nabi ajarkan.


April, kala teriknya langit Lhokseumawe 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Twentieth Poem

Eighteenth Poem

Twenty Fourth Poem