Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Eighteenth Poem

Badai-kan Rindu Gemuruh badai mencengkerami malam Nyanyian katak bersahutan, terdiamkan. Langit melemparkan bunga apinya Terhentakkan sesiapa punya pendengarnya Gejala alam? Bukan, semua ini atas perintah Tuhan sang Maha Rahman Semesta ada, semua yang diciptaNya, tanpa sia Mohonlah padaNya, teruskan, tanpa jeda. Untuk perlindungan, gubahkan keberkahan Istiqomahkan dalam ketaatan, walau tidak lagi Ramadhan Juga untuk rindu yang sering menginspirasikan Walau hanya senyuman, terus sujud munajatkan. Lhokseumawe, kala gemuruh badai senja itu. Juli 2016.

Sevententh Poem

Assalamu’alaikum Rindu Assalamu’alaikum Rindu Kenapa hanya jawab dengan senyum itu? Teramat syahdu, Akrab lagi aku dengan sendu Derasnya hujan pilu itu Kemarilah, dekatlah padaku Aku punya payung lucu, Tapi kokoh kerana munajat pada Rabbku Assalamu'alaikum Rindu Nah, manis sekali jawabmu itu. Inilah hatiku, Lebarkan saja lagi senyummu Hujan pilu akan mereda, Pun Allah pelangikan indah jika wajah bertengadah selalu. Takengon, kala sejuknya terik langit laut tawar 2016