Tenth Poem



Hampir setiap detik lagi
Pemajangan eloknya wajah terus diganti
Raut-raut imut lucu hingga aurat pun ikut disuguhi
Pun liarnya mata lelaki, betahnya ia pelototi

Ngakunya muslimah sejati, 
dengan alis asli, 
tak akan luntur meski sudah wudhu berkali-kali
Ya ampun saudari, hati-hati, Allah memuliakan, menjujnjungmu tinggi, 
di AlQuran, lihatlah, tidak ada namanya surat lelaki. 
Jangan sampai mendapat hinaan nanti, 
itu pedih sekali.
Bukan aku sudah terlalu suci dan tak bisa berdosa lagi.

Tapi, tolonglah mata ini, dengan tidak menyuguhkan lagi, pose-pose seksi, itu cantik sekali, kuakui.
Tolong lagi, agar mata ini tidak liar menatapi, Keindahanmu hanya untuk sang suami yang telah halal nanti. berhijablah yang rapi, yang syar'i, yang Allah ajari. Bukan seperti selebriti. Cobalah mempelajari, perlahan, tapi pasti, janji.


Februari, kala terangnya Bulan Bekasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Twentieth Poem

Eighteenth Poem

Twenty Fourth Poem